Autosuperacademy.com – Tahun 2023 ini tepat 46 tahun usia Toyota Kijang resmi menghiasi pasar otomotif Indonesia. Sejak diluncurkan di Hotel Hilton, Jakarta pada Kamis, 9 Juni 1977, Toyota Kijang telah melahirkan tujuh generasi dengan baragam julukan oleh masyarakat.

Mulai dari Kijang “Buaya” (1977-1981), Kijang “Doyok” (1981-1986), Kijang Super (1986-1996), Kijang “Kapsul” (1986-2004), Kijang Innova (2004-2015), Kijang Innova Reborn (2015-2022), hingga Kijang Innova Zenix yang tahun ini berusia satu tahun sejak diluncurkannya pada 2022.

Penyebutan “Kijang” merupakan akronim atau singkatan dari “Kerjasama Indonesia-Jepang”. Sebagaimana rilis resmi di website Gaikindo, Toyota Kijang lahir disebabkan pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto mengambil kebijakan Program “Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna” (KNBS) pada awal tahun 1970.

Presiden Indonesia II, Soeharto- Menjajal Toyota Kijang (Sumber : Berbagai Sumber)

Tujuannya adalah menciptakan kendaraan niaga produksi dalam negeri dengan harga terjangkau. Sehingga masyarakat banyak dapat membelinya sebagai alat transportasi dan distribusi barang.

Kemudian sejarah awal kehadiran Toyota ini juga tertuang dalam buku yang ditulis wartawan otomotif James Luhulima dengan judul “Sejarah Mobil & Kisah Kehadiran Mobil di Negeri Ini” (2012: 119), bahwa sebelum Kijang diluncurkan pada 9 Juni 1977, ada dua jenis mobil lain yang didatangkan Toyota Motor Corporation—prinsipal Jepang yang jadi mitra Astra di Indonesia—langsung dari Jepang.

Namun Presiden Soeharto kala itu sedang menggenjot pertumbuhan industri dalam negeri yang dicanangkan oleh departemen perindustrian, sehingga kedua mobil itu tak jadi dipamerkan di arena Pekan Raya Jakarta.

Iklan zaman dahulu Toyota Kijang Super (Sumber : Berbagai Sumber)

Soeharto kala itu melarang impor mentah-mentah mobil jadi, khususnya sedan. Sebagai gantinya, Soeharto menyuntikkan insentif pengembangan industri mobil kendaraan niaga berbasis loka dengan harga murah atau disebut basic utility vehicle (BUV),

“Kedua BVU dari completely built up (CBU) itu tak jadi dipajang karena bertentangan dengan semangat lokalisasi yang dicanangkan departeman perindustrian,” ucap James.

Gayung bersambut, kebijakan Soeharto ini disambut William Soeryadjaya, dengan melahirkan Kijang Toyota sebagai jawabannya. Meski awalnya dicibir dengan sebutan “kaleng kerupuk”, namun Toyota Kijang akhirnya mampu menaklukkan pasar otomotif Indonesia dari yang sebelum tahun 60an dan 70an dikuasai mobil Eropa yang tangguh.

Praktis, pasca pesaing terdekat Toyota Kijang, Mitsubishi Colt T120 berhenti diproduksi, Toyota Kijang tak ada lawan. Melaju pesat meninggalkan kompetitornya seperti Mitsubishi Colt L1300, Suzuki Carry, Daihatsu Hijet, dan Daihatsu Zebra yang harganya masih lebih mahal daripada Toyota Kijang.

Jadi, sobat Autosuper punya kisah menarik apa nih dengan Toyota Kijang?

Sumber: Gaikindo, Detik.oto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This field is required.

This field is required.