Autosuperacademy.com – Daihatsu, yang merupakan anak perusahaan dari Toyota, mengakui telah memanipulasi hasil uji keselamatan mobilnya selama lebih dari 30 tahun dan telah menghentikan produksi serta pengiriman mobil di Jepang.
Daihatsu, yang dikenal sebagai produsen mobil kecil (kei car), sementara telah menghentikan operasional, produksi, dan kegiatan ekspornya di keempat pabriknya di Jepang pada Sabtu (20/12/2023).
Penutupan ini dijadwalkan akan berlangsung hingga akhir Januari 2024, dengan diperkirakan dampaknya akan dirasakan oleh sekitar 9.000 karyawan. Daihatsu berjanji untuk memberikan ganti rugi kepada 423 perusahaan mitra bisnisnya selama ini.
Sebelumnya dilaporkan bahwa anak perusahaan Toyota ini terlibat dalam skandal pengujian keselamatan yang memengaruhi 64 model selama lebih dari tiga dekade.
Skandal ini pertama kali terungkap pada bulan April lalu, ketika Daihatsu mengakui melakukan manipulasi data pada empat model yang diproduksi di Thailand dan Malaysia sejak 2022 hingga tahun ini.
Kementerian Perhubungan Jepang telah melakukan penyelidikan lebih lanjut, dan hasilnya menunjukkan bahwa masalah uji keamanan ini sudah terjadi selama puluhan tahun. Manipulasi hasil uji keselamatan dilakukan sejak tahun 1989.
Selain itu, investigasi dari pihak ketiga mengungkapkan bahwa ada 174 masalah yang terkait dengan 64 model dan 3 mesin kendaraan, termasuk 22 model kendaraan yang dijual dengan merek Toyota.
Toyota sendiri tidak mengetahui adanya manipulasi terkait uji keselamatan ini. Sejak tahun 2016, Toyota telah sepenuhnya memiliki Daihatsu, yang sebelumnya menyumbang sekitar 4% dari penjualan kendaraan grup Toyota secara global.
Sumber: CNN, CNBC, Big Alpha
Sumber Foto: Asia Financial